Bandung, SP, – Organisasi Pusat Pagar Aqidah KH. Ustadz Suryana Nurfatwa dan Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia Kota Bandung Dr. H. Arif Syafrudin, M.Kom.i mendatangi Dinas Penataan Ruang Kota Bandung untuk memberikan surat mengenai dukungan terhadap pembangunan sarana ibadah di atas lahan Cihampelas No. 149 Kota Bandung.
Saat ini, polemik tersebut menemui titik terang. Sebab PT. KAI berkomitmen untuk Kembali membangun sarana ibadah di lahan tersebut. “Cihampelas itu tempat berbagai wisatawan berdatangan, akan menjadi suatu kebanggaan ketika Bandung dapat menyediakan ruang-ruang ibadah di lokasi wisata seperti CIhampelas”. Jelas KH. Ustadz Suryana Nurfatwa sebagai Ketua Umum Pagar Aqidah.
“Kami selalu berdoa, siapapun yang membangun untuk masjid, maka akan kami dukung sepenuhnya”. Tegasnya. Jum’at (24/12/2021).
Ustadz Suryana mengatakan bahwa telah melakukan dialog kepada masyarakat dan mendapati hasil bahwa masyarakatpun sudah lelah dengan kegaduhan yang terjadi. Di tambah PT. KAI memiliki hak sepenuhnya dan berencana untuk menggunakannya demi kepentingan masyarakat.
“Jadi surat ini kami sampaikan sebagai bentuk dukungan kepada PT. KAI yang membangun fasilitas ibadah bagi masyarakat. Dan kami menyaranakan kepada Dinas Penataan Ruang untuk merestui pembangunan Masjid tersebut,” ucapnya.
Juga disampaikan oleh salah seorang yang terlibat saat terjadi peralihan beberapa waktu lalu, bahwasannya kami dan beberapa organisasi dan komunitas Islam hadir di Cihampelas 149 tiada lain memperjuangkan sarana ibadah yang sebelumnya ada. Kami saat itu menyerahkan sepenuhnya upaya persengketaan lahan tersebut kepada pemerintah yang kami sampaikan melalui audiensi Bersama walikota Bandung dan juga dihadiri MUSPIDA Kota Bandung. Saat ini kami mendapat informasi akan didirikan sarana ibadah. Harapan kami, upaya pendirian sarana ibadah sudah tidak harus dipermasalahkan. Harapan saat ini saya menginginkan tidak lagi terjadi kegaduhan seperti beberapa waktu lalu.
UAdapun pihak-pihak yang belum puas, silahkan tempuh jalur hukum.”Teu etis urusan ibadah jadi gandeng” demikian tegas Kang Ugun/Uwa Kaboa salah seorang yang terlibat dalam peristiwa tersebut.(**)