BANDUNG, SUARA PASUNDAN, – Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan kehidupan remaja itu selanjutnya. Masa remaja sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa tersebut memang diketahui sebagai masa yang paling menyenangkan bagi remaja itu sendiri. Namun, masa remaja juga bukan masa yang mudah dilalui oleh seorang remaja.
Lantas apa yang harus disiapkan seorang remaja agar masa transisi yang dilaluinya dapat berjalan dengan baik dan mulus?
“ Tentunya seorang remaja harus memiliki komitmen dan persiapan yang matang. Untuk merealisasikan hal tersebut, pendidik ataupun orang tua harus membekali anak didik (remaja) dengan keterampilan hidup (life skills) yang memadai dan menguatkan diri pribadi remaja.” Ujar H. Dani Nurahman S. Ap., M. Ap, Kepala Bidang Pembinaan Dan Pengembangan SMP Disdik Kota Bandung Jln Ahmad Yani Bandung, Saat di temui d ruang kerjanya, Senin 27/01/2020.
Saat ditanya terkait hal pembinaan dan pengembangan SMP, H. Dani dengan sigap langsung menjawab ” Kalau secara pribadi ada itu pun wacana sementara yang ada!”.
Dani mengatakan, Pembinaan lebih pada pendekatan pada fase peralihan dari anak ke fase remaja dimana labilitas secara mental perkembangan fisik dan psikologisnya relatif berkembang cepat alias fase baligh.
“Sebagai filter dari masa fase ini adalah pengarahan dimana anak secara konferhensip diarahkan untuk dituntun kearah yang lebih baik, positif dan bermanfaat agar tidak terjerumus ke hal negatif seperti narkoba, pergaulan bebas dan hal negatif lainnya” ungkap Dani.
“Untuk sementara program tersebut adalah edukasi dan kegiatan preventif mentalitas dan moralitas anak yang akan disisipkan di pendidikan formal dan ektrakulikuler, misalnya seperti pendidikan yang menyangkut moralitas, kecintaan pada tanah air, bangsa dan negara Indonesia serta kecintaan pada seni budaya daerah harus lebih digenjot lagi yang disipkan di pendidikan formal, dalam ektrakulikuler kepramukaan, kaulinan, seni budaya Sunda diterapkan lagi pada jiwa mereka secara langsung dipraktekkan dilapangan” papar Dani.
Tiada lain hal ini agar tertanam di hati dan jiwa anak-anak sebagai sinergiritas berlanjut antara teori dan praktik berjalan dengan baik.
Perkembangan zaman dan teknologi yang pasti sangat berpengaruh besar pada perubahan sikap dan mental mereka, yang harus difilter agar mengurangi dampak negatifnya.
“Tentunya hal ini adalah tanggung jawab dan butuh peran serta kita semua, guru, orang tua dan masyarakat kota Bandung untuk mengarahkan dan menuntun serta mengawasi anak kita semua” tukas Dani.
“Dan semoga program ini akan lebih konkrit dibicarakan di forum bersama mitra kerja dan pihak terkait, untuk sementara hanya itu!” pungkasnya. (red)