BANDUNG, SP,- Plt Walikota Bandung, Yana Mulyana dalam kegiatan Penguatan Kompetisi Dakwah Berbasis Kearifan Lokal berharap bahwa kearifan lokal Sunda bisa menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran agama sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
“Sebagai suku Sunda dan hidup di lingkungan yang mayoritas urang Sunda, tentu saja para dai harus paham berbagai kearifan lokal yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga bisa menggunakannya sebagai bagian dari materi dakwah supaya bisa dimengerti audiensnya,” ujar Yana.
Ia juga menambahkan, adanya kegiatan ini menyebut kearifan lokal Sunda bisa menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran agama sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
“Agama bisa memberi warna pada kebudayaan sehingga terhindar dari hal-hal yang syirik. Sedangkan budaya memberikan kekayaan kepada agama dalam pendekatan pemahaman masyarakat. Inilah dialektika yang diharapkan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, acara Penguatan Kompetisi Dakwah Berbasis Kearifan Lokal yang diselenggarakan di Paguyuban Pasundan ini merupakan kolaborasi antara MUI Kota Bandung dan Paguyuban Pasundan.
Yana berharap kegiatan ini bisa menjadi kalender tetap di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Paguyuban Pasundan, sehingga bisa diikuti oleh lebih banyak dai di Kota Bandung dan Jawa Barat.
“Harapan kita, dakwah yang disampaikan kepada masyarakat akan lebih mudah dimengerti dan ajarannya bisa dijalankan. Namun yang lebih utama, dakwahnya bisa lebih sejuk dan tidak menimbulkan pro kontra atau perpecahan di masyarakat,” pesannya.
Sebanyak 200 peserta mengikuti kegiatan ini. Selain itu ada pula 7 narasumber yang terlibat.
Ketua Komisi Dakwah MUI Kota Bandung, KH. Tata Sukayat menjelaskan jumlah 200 tersebut didominasi oleh mahasiswa dari perguruan tinggi di Kota Bandung.
Ia berharap munculnya dai muda dari Kota Bandung selaras dengan salah satu visi Pemkot Bandung dalam menghadirkan kota yang agamis.
“Perguruan tinggi banyaknya di Kota Bandung, semoga Kota Bandung bisa kembali lagi sebagai pusat pendidikan,” ucapnya. (red**)