BANDUNG, SUARA PASUNDAN.COM – Asosiasi Kota (Askot) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Bandung menggelar kongres untuk merancang rencana kegiatan satu tahun ke depan. Pembukaan kongres tersebut dihadiri oleh Ketua Askot PSSI Kota Bandung, Sekaligus Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Wakil Ketua PSSI Provinsi Jawa Barat, Adjie E. Sugiyat, Ketua KONI Kota Bandung, Nuryadi, dan Kabid Sapras OR Dispora, Sigit Iskandar, di Gedung PSSI Jawa Barat, Jalan Lodaya, Sabtu (7/3/2020).
Dalam kesempatan tersebut, seusai selesai kongres para media masa menghimpun pertanyaan kepada Sigit Iskandar yang ikut didalamnya perihal paparannya untuk kebaikan PSSI.
Maksud dan tujuan kongres ini diadakan untuk merumuskan keputusan penting langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh untuk kebaikan PSSI yang tentunya dengan kepengurusan terkait, di lobi gedung PSSI Kota Bandung.
“Kongres merupakan bukan “ngawangkong teu beres-beres” tapi kongres disini penyepakatan kegiatan pembinaan olahraga sepakbola dengan beberapa stakeholder yang ada di Bandung khususnya dengan anggota klub” ungkap Sigit.
Sigit memaparkan bahwa sepakbola tidak hanya sebatas olahraga namun juga sudah termasuk kategori “filosofis” karena sepakbola mengutamakan “keseimbangan” antara menyerang dan bertahan harus seimbang jika salah satu berlebihan maka berakibat selalu ada masalah.
Perihal pembinaan jadi sorotan Sigit Iskandar dalam kongres tersebut, dianggap perlu karena mendasari sebuah organisasi dalam mencari sumber daya manusia yang ada untuk diharmonisasikan, disinergikan dan dikembangkan dalam keseimbangan.
Lanjut Sigit mengatakan, sebuah perjuangan dalam kata “pembinaan” agar dapat secara jelas benangmerahnya bagi si anak kearah mana akan dicapai.
“Harapan yang jelas dari sebuah pembinaan ada hasil seimbang dari hulu ke hilir sehingga bermuara pada capaian akhir yang sesuai harapan bersama” tambahnya.
Semoga harapan semua yang berbeda dalam kongres ini menjadi kekuatan saling silang melengkapi satu sama lainnya.
“Keseimbangan adalah nol seperti kata Iwan Fals” pungkasnya. (DANS)