Pastikan Akuntabilitas, SMAN Garut Tegaskan Dana BOSP dan BOPD Tidak Tumpang Tindih

banner 468x60

Garut, SP – Guna menjamin transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, SMAN Garut merujuk pada kebijakan umum SMAN di wilayah Garut memastikan bahwa alokasi anggaran dari Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) pusat dan Biaya Operasional Pendidikan Daerah (BOPD) Provinsi Jawa Barat tidak mengalami pembiayaan ganda atau tumpang tindih, termasuk untuk pos langganan daya dan jasa (listrik, air, dan internet).

Menanggapi beberapa pertanyaan dari beberapa jurnalis tentang BOSP dan BOPD provinsi Jawa Barat yang di saluran ke SMA Negeri di Kabupaten Garut mendapat tanggapan dari kepala sekolah dan pengurus MKKS SMA Negeri di Garut.

Salah satu Kepala Sekolah yang juga  merupakan pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Garut Drs.Asep Ansor Mujahidin,M.Si menjelaskan bahwa,” Pembiayaan langganan daya dan jasa bisa di bayarkan dari BOPD dan beberapa komponen seperti internet dan lainnya di bayarkan oleh BOSP.

Hal ini bisa saja terjadi berhubung karena BOPD tersebut tidak mencukupi sehingga di bayarkan dari BOSP. Tetapi yang perlu di perhatikan jangan sampai double anggaran nya dan tumpang tindih. Namun yang kami ketahui bahwa langganan daya dan jasa tetap di bayarkan dari BOPD bila masih mencukupi,” tegas Asep Ansor ke tim suarapasundan.com (21/11/2025).

Sementara itu H.Tantan (46) salah satu warga Garut yang peduli pendidikan menyampaikan bahwa,” Dulunya BOPD itu fungsinya untuk membantu dana BOSP yang belum mencukupi untuk operasional pendidikan di sekolah. Dan menghindari anak didik putus sekolah karna kurangnya dana.

Tetapi semakin kesini BOPD itu terus berkurang dan sepertinya ada pemotongan oleh pejabat provinsi sehingga masih banyak sekolah-sekolah di Garut ini kewalahan dengan biaya tersebut.

Dan yang kami ketahui beberapa komite sekolah harus berupaya mencari dana untuk mencukupi anggaran operasional sekolah itu sendiri.

Dan hal ini sering juga menjadi polemik dan jadi salah persepsi masyarakat, karena sekolah menerima sumbangan sukarela dari orang tua murid. Tetapi sekolah harus menutupinya dari mana kalau anggaran BOSP dan BOPD nya tidak mencukupi,” ungkapnya.

H.Tantan berharap agar masyarakat lebih berpikir positif dan bekerja sama dengan sekolah untuk memberi dukungan, support dan perhatian ke sekolah untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan kelancaran proses belajar mengajar bagi anak didik kita,” tegas Tantan ke tim suarapasundan.com. (Roven G)

banner 300x250
banner 468x60

Tinggalkan Balasan